12votes, 39 comments. Belakangan ini sering terjadi perdebatan yg mengarah pada SARA, salah satunya adalah antar golongan yg mengatakan dirinya
DelegasiIndonesia sudah mengajukan usul Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi ASEAN. Jika usul ini disetujui maka Indonesia akan menjadi bahasa lingua franca di regional Asia Tenggara. Dengan begitu, Bahasa Indonesia bisa selangkah lebih dekat dalam menggapai cita-cita menggantikan kedudukan Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. 3. Kesimpulan
Citacita dan harapan kita untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat destinasi pendidikan Islam dunia akan tercapai jika kita bisa memberikan layanan terbaik", jelas Adib yang merupakan penerima beasiswa S2 dan S3 Flinders University.
A1. Peranan Pendidikan dalam Pembangunan Ekonomi. Pendidikan adalah hal pokok untuk menggapai kehidupan yang memuaskan dan bermartabat.Pendidikan termasuk hal yang fundamental untuk membentuk kapabilitas manusia yang lebih luas yang berada pada makna inti pembangunan.Pendidikan memainkan peran kunci dalam membentuk kemampuan sebuah Negara
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. Adjat Wiratma Jurnalis dan Praktisi Pendidikan Saat ini kita masuk dalam era yang menuntut bangsa-bangsa di dunia bersaing secara global. Disertai perkembangan teknologi yang semakin canggih, dunia kini masuk ke era revolusi industri, tidak lagi sejumlah negara maju bahkan sudah bicara Demikian pula Indonesia, terus berusaha menemukan jati dirinya sebagai bangsa yang bebas, cerdas, maju, dan mandiri sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Cita-cita kemerdekaan itu adalah tanggung jawab bersama, dan hanya dapat terwujud jika Indonesia menjadi bangsa yang sadar potensi dan memiliki manusia yang unggul, dan pendidikan harus menjadi modal utama. Di tengah ingar-bingar percaturan politik jelang Pemilu 2019 pada 17 April, sedikit sekali terdengar politisi bicara soal pendidikan. Memberikan perhatian pada pendidikan sekali pun penting, namun tidak "seksi" secara politik elektoral. Pembangunan pendidikan adalah investasi jangka panjang yang hasilnya tidak dapat terlihat dalam waktu dekat. Berbeda dengan membangun infrastruktur, yang dalam satu atau dua tahun dapat dilihat wujudnya, sementara pendidikan butuh waktu puluhan tahun untuk melihat hasilnya. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk membentuk manusia yang memiliki kecakapan praktis dan dapat memecahkan masalah sehari-hari dengan baik, dengan kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia. Pendidikan adalah fondasi yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, serta memastikan berjalannya roda ekonomi dan sosial. Dengan pendidikan yang baik, ekonomi masyarakat akan meningkat, kesadaran masyarakat terhadap kesehatan juga membaik. Negara-negara maju memiliki perhatian terhadap pembangunan sektor pendidikan yang sangat besar misalnya soal komitmen politik anggaran sektor pendidikan. Kalaupun ada yang mengatakan APBN kita sudah mengalokasikan 20% untuk pendidikan, faktanya masih habis untuk membayar gaji dan perbaikan sarana yang rusak, belum mengarah pada peningkatan kualitas. Badan Pusat Statistik BPS mencatat jumlah angka pengangguran di Indonesia per Agustus 2018 yang mencapai 7 juta orang. Angka tersebut setara dengan 5,34% dari jumlah angkatan kerja di Indonesia yang tercatat sebesar 131,01 juta orang. Ironisnya, penyumbang angka pengangguran paling banyak adalah lulusan sekolah menengah kejuruan SMK, atau dalam arti lain adalah para lulusan yang sudah menyelesaikan jenjang pendidikan menengah atas, 12 tahun bersekolah. Di luar angka itu, jumlah pengangguran jebolan kampus juga masih tinggi. Peringkat pendidikan Indonesia harus diakui masih kalah dibandingkan negara-negara di ASEAN, sebut saja Vietnam. Dengan anggaran yang cukup besar Rp416 triliun atau sebesar 20% APBN, ternyata belum membuat pendidikan Indonesia naik peringkat, padahal angka anggaran itu tak jauh berbeda dengan besaran anggaran pendidikan Vietnam. Tidak heran jika beberapa waktu lalu Menteri Keuangan Sri Mulyani menyoroti dunia pendidikan di Tanah Air. Sri Mulyani juga menyoroti kinerja guru di Indonesia, dari data 4 juta guru yang setiap tahunnya dibayar pemerintah, kinerjanya masih banyak yang tidak kompeten. Visi-Misi Capres-Cawapres Jika mengintip visi-misi pasangan calon presiden dan wakil presiden yang berkontestasi di Pilpres 2019, keduanya punya perhatian pada pendidikan. Masalahnya, visi dan misi milik siapa yang lebih implementatif serta dinilai akan membawa perubahan besar. Dari uraian misi yang disampaikan pasangan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin, pada urutan pertama pasangan ini menuliskan tentang peningkatan kualitas manusia Indonesia, yang salah satunya adalah mengembangkan reformasi sistem pendidikan. Pasangan nomor urut 01 ini dalam banyak kesempatan mengatakan akan melakukan pembangunan sumber daya manusia besar-besaran. Terdengar menarik, namun butuh penjabaran yang konkret. Sementara pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menempatkan misi membangun masyarakat Indonesia yang cerdas di poin kedua. Di mana dari puluhan program aksi, beberapa di antaranya membahas masalah pendidikan. Sayangnya, sejumlah misi yang dijabarkan itu terdengar "usang" atau program-program yang sudah lama menjadi bagian dari pembangunan pendidikan nasional selama ini misalnya saja soal Wajib Belajar 12 Tahun. Pembangunan Berbasis Pengetahuan Jepang adalah negara Asia pertama yang menjadi pelopor pembangunan perekonomian berbasis ilmu pengetahuan, menyusul setelah Jepang adalah negara-negara Asia Timur seperti Singapura, China, Hong Kong, dan Korea Selatan. Tidak diragukan lagi, Korea punya komitmen yang kuat dalam membangun pendidikan. Langkah ekspansif dilakukan Pemerintah Korea Selatan antara 1960 dan 1990-an dengan memperluas akses pendidikan bagi segenap warga negara. Jika Indonesia baru memulai wajib belajar pada 1984, mereka sudah memulainya sejak 1965. Dalam perkembangannya, mereka menyadari bahwa pendidikan dasar merupakan bagian dari public good. Mereka mengalokasikan anggaran lebih besar untuk pendidikan dasar dibandingkan level menengah dan tinggi. Setiap negara punya faktor-faktor perbedaan budaya, struktur masyarakat, dan sebagainya, termasuk Indonesia, sehingga tidak serta-merta semua yang diterapkan di negara-negara lain itu bisa di-copy paste untuk diterapkan di Tanah Air, negara ini harus mentransformasi dirinya sendiri. Strategi Pembangunan Pendidikan Dibutuhkan strategi yang utuh menuju Indonesia Maju dan Menang dalam persaingan global. Tentu ini bisa dicapai melalui pembangunan pendidikan di antaranya dalam peningkatan pemerataan kesempatan pendidikan. Semua warga negara diberikan akses pendidikan yang sama. Meski sudah ada KIP, tapi masih ada anak warga marginal yang kesulitan mendapatkan layanan pendidikan karena urusan administrasi kependudukan seperti tidak punya KTP domisili dan akta kelahiran. Layanan pendidikan juga termasuk menyediakan guru berkualitas untuk semua sekolah di mana pun berada sehingga guru-guru berkualitas tidak hanya bisa ditemukan di sekolah-sekolah yang berada di kota besar. Selanjutnya tentang peningkatan relevansi pendidikan dengan pembangunan. Salah satu konsep yang digunakan adalah link and match antara materi ajar dengan kebutuhan di lapangan. Hal ini untuk menjawab tingginya angka pengangguran lulusan sekolah. Salah satu yang mendesak adalah implementasi kewirausahaan pada tingkat pendidikan menengah dan atas, hingga dengan sendirinya akan mendorong para lulusan untuk tidak bersikap pasif dan putus asa saat tidak mampu melanjutkan pendidikan, tetapi akan terangsang untuk mencari berbagai alternatif yang bisa mereka lakukan. Strategi berikutnya adalah fokus pada peningkatan kualitas pendidikan. Penerapan strategi ini harus dimulai pada jenjang PAUD, TK, SD, hingga SMA/SMK. Pengelolaan pendidikan sudah tidak berfokus pada aspek kuantitas, namun berfokus pada aspek kualitas. Profesionalisme Guru Dalam manajemen pendidikan, guru memiliki peran penting dalam menentukan output pendidikan. Peran sentral itu berkaitan dengan tugas guru mentransfer ilmu pengetahuan, yang memberikan pengaruh pada cara berpikir, bersikap, dan berprilaku peserta didik. Dengan perkembangan global sekarang ini, tugas dan pekerjaan guru pun semakin berat. Masih banyak guru yang menunjukkan tidak mau mengembangkan diri. Misalnya kurang memahami administrasi sekolah, guru belum memahami bagaimana mengelola kelas dengan baik, guru kurang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, dan jiwa kewirausahaan guru juga rendah. Selain soal prilaku guru, hal lain yang juga mendera guru saat ini adalah tentang kesejahteraan mereka. Hal yang mendesak bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah melakukan langkah konkret dalam meningkatkan kualitas dan kompetensi guru dengan membuat pemetaan standar guru di Indonesia. Banyak kebijakan dan program strategis yang dapat dikembangkan pemerintah untuk menjawab tantangan yang berkembang sekarang. Masalah pendidikan ini tentu bukan hanya ditujukan kepada capres, cawapres, menteri, tapi juga para anggota DPR, caleg, dan stakeholder. Jangan sampai, semua seolah tertelan masalah politik kekuasaan semata. Mengingatkan kembali bahwa salah satu cita-cita bangsa Indonesia adalah memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, bidang pendidikan memegang peranan penting. Siapa pun capres-cawapres yang terpilih nanti harus mempunyai komitmen yang besar memajukan pendidikan Indonesia.rhs
› Humaniora›Pendidikan Belum Mewujudkan... Pendidikan nasional belum mewujudkan cita-cita mencerdaskan bangsa. Pendidikan pascareformasi justru dirasa semakin mahal dan belum berkeadilan. Oleh ESTER LINCE NAPITUPULU 4 menit baca KOMPAS/ ESTER LINCE NAPITUPULUSuasana peluncuran buku berjudul Pendidikan Rusak-rusakan edisi revisi yang ditulis pemerhati pendidikan Darmaningtyas kiri di Jakarta, Kamis 4/8/2022. Pendidikan pascareformasi dinilai belum mewujudkan cita-cita konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan KOMPAS — Pendidikan Indonesia belum mengarah pada cita-cita konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Bahkan, pascareformasi pendidikan dinilai rusak-rusakan akibat komersialisasi, liberalisasi, dan politisasi pendidikan di Yayasan Suluh Nuswantara Bakti Pontjo Sutowo dalam acara bedah buku bertajuk Pendidikan Rusak-Rusakan di Jakarta, Kamis 4/8/2022, mengatakan, tugas konstitusi pemerintah dalam pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itu, negara harus hadir untuk pembangunan pendidikan nasional berkualitas dan berkeadilan. ”Mengutip dari Daoed Joesoef, ada dua cara untuk melumpuhkan suatu negara yakni dengan konflik berkepanjangan dan pendidikan anak bangsa yang diabaikan," kata pendidikan Darmaningtyas menuliskan kondisi pendidikan Indonesia itu dalam buku berjudul "Pendidikan Rusak-rusakan" Edisi Revisi. Di edisi revisi kondisi pendidikan yang disorot dari tahun 1998 hingga saat ini atau pascareformasi. Darmaningtyas mengatakan, pendidikan dasar, menengah, hingga tinggi berkualitas justru semakin mahal. Padahal, pendidikan jadi salah satu cara untuk mobilitas juga Kesenjangan Mutu dalam Rapor Pendidikan Indonesia"Di pendidikan dasar hingga menengah, komersialisasi dan kapitalisasi, serta politissasi guru oleh pemda menyebabkan disorientasi arah pendidikan. Desentralisasi pendidikan belum membawa makna berarti untuk kualitas pendidikan," kata perguruan tinggi, justru komersialisasi, privatisasi, liberalisasi, dan orientasi pada gelar. Pengelolaan kampus di PTN yang berstatus badan hukum seperti bisnis. Berkuliah makin mahal."Yang terasa juga politisasi dan proses agamanisasi di lingkungan pendidikan yang mengancam keberagaman di negeri ini," ujar LINCE NAPITUPULUPelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemdikbudristek, Nizam kedua dari kiri, memantau pelaksanaan UTBK tahun 2022 di kampus UI di Salemba, Jakarta Pusat, Rabu 18/5/2022.Otonomi daerah yang diharapkan menjadi jembatan untuk mempercepat pemerataan, kenyataannya justru menciptakan kesenjangan. Ada pemda yang berkomitmen kuat pada kemajuan pendidikan di daerahnya dan ada yang Darmaningtyas, masih ada ketidakadilan dalam memajukan pendidikan di sekolah-sekolah. Ada sekolah favorit yang diperlakukan istimewa dengan kucuran anggaran yang besar. Sementara sekolah pinggiran mendapatkan dukungan yang di Indonesia dirasakan semakin mahal. Padahal, ada tugas negara untuk menggunakan pendidikan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa"Kita memang tetap butuh sekolah yang mampu mendukung daya saing anak bangsa di dunia. Untuk itu, pendidikan berkualitas tinggi memang butuh biaya besar. Namun, harus ada juga perhatian yang sama besarnya untuk membuat sekolah pinggiran juga punya kualitas yang baik," kata SRI KUMOROSiswa SD Negeri Malasari 01 mengoperasikan komputer jinjing atau laptop di ruang kelas di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Bogor, Jawa Barat, Sabtu 9/4/2022. Pemerataan konektivitas digital bagi siswa sekolah sebenarnya bisa menjadi salah satu cara dalam memangkas kesenjangan kualitas menilai, kebijakan pendidikan di bawah Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim sering gonta-ganti tidak jelas. Kebijakan hanya ganti nama namun tidak mengubah esensi. Seperti sekolah penggerak yang dinilai sebagai ganti rintisan sekolah bertaraf internasional. Ada juga guru penggerak yang membuat pelatihan guru tetap juga terbatas."Tata kelolanya tertutup. Salah satunya, penyusunan RUU Sistem Pendidikan Nasional. Begitu diprotes dikatakan baru tahapan, tapi kok sudah disosialisasikan," ujar juga Masih Tahap Awal, Diskusi RUU Sistem Pendidikan Nasional Sudah MenghangatSusetya Herawati, Penggiat Budaya Yayasan Suluh Nuswantara Bakti mengatakan, pendidikan di Indonesia dirasakan semakin mahal. Padahal, ada tugas negara untuk menggunakan pendidikan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. "Tapi sekarang di PTN ada jalur mandiri, biaya kuliah semakin mahal," kata kata Susetya, tidak hanya untuk menguatkan keilmuan anak bangsa. Ada peran untuk pembentukan karakter bangsa guna mengukuhkan kebangsaan yang berkeadilanSementara itu, Ketua Yayasan Cahaya Guru Henny Supolo mengatakan, hakekat pendidikan berkeadilan masih jauh dari kenyataan. Pendidikan kian eksklusif untuk kelompok kaya. Pendidikan hanya sebagai alat reproduksi kelas A HANDOKOPelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri I Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, pulang melalui jalan baru menuju perbatasan Indonesia-Negara Bagian Serawak, Malaysia Selasa 9/8. Sejak dibuka jalan antara Sambas dan Sajingan Besar sejauh 87 kilometer pada 2002, ekonomi masyarakat perbatasan Sambas terus meningkat sehingga turut mendongkrak aktivitas dan kualitas pendidikan."Realitas ini mengerikan. Karena pada saat yang sama, potensi anak bangsa dipersempit. Fungsi pendidikan untuk mengubah nasib masyarakat jadi semakin jauh," ujar Puti Sarasvati, Dosen Universitas Sampoerna Jakarta mengatakan, terkait isu guru, penting untuk mewujudkan otonomi guru. "Otonomi guru itu seperti cita-cita profesi di bidang kesehatan. Seperti dokter dapat menetukan obat dan kapan jadwal operasi pasien. Namun, hal itu butuh sosok guru profesional," kata juga Pelatihan dan Otonomi Guru Menjadi KunciMembentuk guru profesional butuh modal sebagai manusia yang cerdas dan berkarakter, modal sosial dengan lingkungan kerja yang mendukung guru untuk berkembang, serta modal decisional yang membuat guru mampu mengambil keputusan tepat."Namun, dari studi kami, bagaimana guru-guru SD belajar mengajar, penguatan yang seharusnya sudah dari pendidikan guru di LPTK atau pre-service, nyatanya belum kuat," kata Dhitta yang aktif membantu pelatihan guru SD dalam pembelajaran matematika dan membaca.
Related PapersGlobalisasi memang tak terelakkan sebagai akibat langsung perkembangan teknologi komunikasi, informasi, transportasi yang mempercepat hubungan antar manusia tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Globalisasi di satu sisi berjasa membuat hidup manusia lebih ber ke majuan, progresif; di sisi lain globalisasi juga bertanggung jawab telah membuat kehidupan sebagian umat manusia lebih menderita. Bila kemajuan merupakan tujuan dari globalisasi, para penentangnya meman dang telah mengalami kegagalan kolosal. Kekuatan-kekuatan pasar dan birokrasi internasional telah mendikte aturan-aturan dengan akibat-akibatnya yang telah terbukti di seputar Belanda dan Jepang Mungkin telah berakhir puluhan tahun yang lalu, namun sampai dengan hari ini Indonesia masih dijajah tidak hanya oleh Belanda dan Jepang, melainkan berbagai negara asing yang secara tidak langsung menjajah Indonesia. Penjajahan modern ini terjadi melalui arus Globalisasi. Di mana berbagai pengaruh asing masuk ke Indonesia bahkan Indonesia menjadi market pelemparan produk dari negara asing. Bagaimana sikap seorang warga negara dapat menjadi individu yang mampu berpartisipasi dalam upaya menghentikan budaya kekerasan, menyelesaikan konflik di dalam masyarakat secara damai berdasarkan Pancasila, memiliki wawasan berbangsa dan bernegara serta nasionalisme yang tinggi. Fenomena penjajahan modern ini berlangsung bertahun-tahun seakan mementahkan tujuan mulia negara yang tercantum dalam konstitusi. Konflik yang terjadi di dalam masyarakat seringkali menimbulkan korban. Hak asasi manusia kerap dikesampingkan demi pemenuhan ekonomi semata. Keamanan bangsa dan negara melemah akibat budaya korupsi yang menjerat berbagai element penyelenggara negara. Memehami hakikat sebuah negara adalah langkah penting untuk menghadirkan kembali Indonesia yang sesungguhnya. Wawasan kebangsaan, ketahanan nasional serta sikap anti korupsi merupakan hal penting yang akan menjadi pondasi untuk mengembalikan negeri ini kepada hakikan keberadaannyaLaporan Utama Menakar Reforma Agraria dalam Visi MisiSumber daya manusia Islam di Indonesia seakan sudah sangat terbiasa berpandangan sebagaimana cara kerja organisasi barat tanpa disertai adaptasi dengan lokalitas. Meminjam istilah fiqh, kebiasaan tersebut memupuk perangai taqlid mengikuti tanpa mengetahui alasan dan mengendorkan ijtihad berusaha menyelesaikan perkara organisasi dengan cara Islam. Hal tersebut menjadi agenda yang mendesak bahwa sumber daya manusia Islam harus melakukan reformasi pengetahuan modern yang pada gilirannya bakal berdampak besar pada kemaslahatan umat Islam. Islam merupakan agama terbesar di Indonesia dengan persentase mencapai kurang lebih 85% dari total populasi penduduk. Maka menggali praktik manajemen kinerja pada organisasi di Indonesia kurang lebih sama halnya dengan mencari jawaban apakah Islam memiliki rule of the game, mekanisme, sistem, cara kerja organisasi yang berpengaruh, khususnya dalam dialektikanya dengan lokalitas.
Setiap orang tentu ingin ada kemajuan dalam hidup. Salah satu di antaranya adalah di bidang pendidikan. Apakah kamu setuju?Nah, gak ada salahnya sejenak kamu mengingat kemajuan yang dicapai dalam pendidikanmu. Kalau selama ini kamu merasa belum maksimal, alangkah baiknya untuk berupaya agar apa yang di cita-citakan tercapai. Ada beberapa upaya dapat dilakukan agar maju dalam pendidikanmu. Yuk, simak di bawah ini1. Banyak membaca bukuilustrasi membaca minat membaca bukan perkara mudah. Apalagi jika kamu tidak hobi membaca. Namun, sebagai pelajar kamu harus meluangkan waktu untuk membaca pelajaran atau materi kuliah meski hanya sebentar. Lakukan kegiatan ini secara rutin dan akhirnya akan menjadi membaca buku pelajaran atau materi kuliah kamu bisa membaca buku lain sesuai minat dan kesenanganmu. Dimulai dari membaca topik yang ringan kemudian meningkat. Dengan demikian wawasan pengetahuanmu akan bertambah dan lebih Perbaiki circle pertemananilustrasi circle pertemanan teman banyak memang menyenangkan. Namun, perlu diingat ada teman yang memberi dampak positif atau sebaliknya. Coba untuk flashback bagaimana lingkungan pertemananmu belakangan ini, apakah teman-temanmu memberi dampak positif. Atau kamu malah terjebak dalam lingkungan pertemanan yang kamu merasa lingkungan pertemanan tidak memotivasimu untuk menjadi manusia yang lebih baik. Gak ada salahnya kamu menjauh dari mereka. Dan berteman dengan orang baru yang menurut kamu bisa memberi pengaruh positif. Baca Juga 5 Alasan Seseorang Bertahan dalam Pertemanan yang Beracun 3. Stop mengerjakan tugas dengan kebut semalam ilustrasi mahasiswa belajar waktu mengerjakan tugas adalah kebiasaan buruk yang sering dilakukan. Jika kamu termasuk yang suka menunda-nunda tugas, mulai saat ini hentikan kebiasaan tersebut. Kamu harus memunculkan kemauan dalam diri untuk berhenti mengulur waktu mengerjakan tugas, apalagi dengan sistim kebut disadari kebiasaan buruk tersebut hanya akan membuat kondisi fisikmu memburuk dan jam tidurmu berkurang. Yang lebih parah lagi hasil tugas yang dikerjakan gak maksimal karena dilakukan secara Mengikuti seminar atau kegiatan sejenisilustrasi mengikuti seminar kamu termasuk orang yang berkepribadian pasif di kelas atau di kampus? Kamu tidak pernah mengikuti kegiatan yang diadakan. Jika demikian kamu harus mengubah kebiasaan tersebut karena akan merugikan saat ini coba untuk terjun dalam berbagai kegiatan, seperti seminar, organisasi, ekstrakurikuler, dan kegiatan lain. Dengan mengikuti kegiatan maka kamu dapat bertukar pikiran dengan teman sebayamu. Kamu akan menjadi pribadi aktif dan menyukai diskusi sehingga cara berpikir menjadi terbuka dan kritis. 5. Kejar beasiswa atau mencoba student exchangeilustrasi student exchange dalam program beasiswa adalah cara memudahkan langkahmu untuk meraih kesuksesan dalam pendidikan. Kamu dapat menuntut ilmu tanpa mengeluarkan biaya. Selain mengejar beasiswa kamu bisa mencoba program pertukaran pelajar atau student exchange. Manfaatnya adalah, bisa jalan-jalan ke luar negeri, mengasah kemampuan bahasa Inggrismu, mengenal kebudayaan negara lain, hingga mempunyai banyak teman dari berbagai negara. Pokoknya jika kamu ikut dalam program ini akan mendapatkan banyak upaya di atas dapat kamu terapkan. Mulailah peduli dengan pendidikan dan susun rencana untuk menggapai cita-citamu. Karena lewat pendidikan kamu akan memberi hal positif orang sekitarmu. Terutama apa yang jadi cita-citamu akan tercapai. Baca Juga Lebih Mandiri! 5 Alasan Mengapa Pendidikan Penting Bagi Perempuan IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
cita cita bangsa indonesia dalam bidang pendidikan akan tercapai jika